Jumaat, Mei 25, 2007

Emosi...

Sepasang kekasih telah menjalani hubungan selama 3 tahun lamanya. Walaupun hanya 2 bulan sekali untuk mereka bertemu karena jarak yang memisahkan mereka. Mereka saling mencintai dan percaya satu sama lain. Setiap malam penuh bintang keduanya membuat satu puisi tuk diberikan saat bertemu nanti. Satu kejadian yang tak mengenakkan terjadi. Sang gadis dijodohkan oleh Orang Tuanya . Kejadian itu membuat sang pria menjadi kalang kabut. Akhirnya Sang Pria memutuskan tuk bertemu dengan kekasihnya. Si Gadis menjelaskan segalanya dengan ber-urai air mata. Si Pria Emosi, seakan-akan itu kesalahan sang Gadis. Kemudia Ia berpaling dan pergi meninggalkan Si Gadis. Sempat Si Gadis menarik tangannya "Jangan tinggalkan Aku..." teriaknya dengan tangis. Tapi karena emosi Si Pria tak menghiraukannya. Bahkan saat Si Gadis memanggil namanya yang berharap dapat kembali, tapi sekali lagi karena emosi Si Pria semakin jauh meninggalkan dan tampak semakin kecil dalam perjalanannya. Si Pria terlalu emosi. Ia murung, seperti kehilangan jiwa. Berhari-hari bahkan sampi hampir satu bulan. Sedih, hancur hatinya, bahkan mungkin lebih baik di tolak cinta-nya oleh seribu wanita daripada kehilangan cinta. Pernikahan Hari itu dilaksanakan. Si Pria tetap murung dan bahkan tak mau tahu atau mungkin lupa bahwa undangan telah diberikan. "Menyesal" hanya satu kata yang terlintas dipikirannya. Kini setiap malam penuh bintang tak ada lagi puisi yang dibuat pena-pena tampak terlantar tak bertuan. Kali ini atas penyesalannya, setiap kali malam penuh bintang ia hanya butuh menggambar 1 buah mata sebagai rasa penyesalannya.
Emosi dapat menutup segalanya. Membuat segalanya seakan-akan sempit dan kita diantara dua dinding tinggi dan hanya ada satu jalan kecil di depan. Cinta bahkan mampu dibuatnya menjadi sesaat. Yang Ia tahu hanya emosi yang hanya dapat disembuhkan dengan penyesalan.

0 Comments:

Catat Ulasan

<< Home